Allah

Senin, 13 Januari 2014

APA ITU TAKDIR? BENARKAH HIDAYAH DATANG DENGAN SENDIRINYA?







Tulisan berikut adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya berjudul Ku Ber-Islam Karena Akalku Bukan-lah Yang Lain..!!!. Kukatakan dalam tulisan sebelumnya, bahwa tulisan ini berlandaskan 2 buah video ceramah ustadz Felix yang saling berkesinambungan. Bagi yang ingin menyimak langsung isi materi dari beliau bisa klik di sini (untuk video 1, berjudul Life is a Choice) dan di sini (untuk video 2, berjudul Hidayah menjadi lebih Mudah). Ku sinopsiskan ceramah beliau ini dengan maksud sebagai pengantar untuk kalian, para pencari ilmu Allah, agar mendapat sedikit gambaran apa yang akan kalian simak pada video tersebut. Baiklah, tanpa berlama-lama lagi, berikut hasil sinopsis yang dapat kurangkum.
Read more ...

Jumat, 10 Januari 2014

KU BER-ISLAM KARENA AKALKU BUKANLAH YANG LAIN..!!!





Berkelana menjelajahi salah satu situs terpopuler sepanjang masa, youtube, muncullah tiba-tiba beberapa pertanyaan dalam benak ini, kenapa sih Allah menciptakan manusia? Saat ini dan esok hari, apa yang seharusnya kulakukan di bumi ini? Allah Maha Tahu, berarti Ia telah Tahu akan jadi apa diri ini esok hari? Dan juga Allah menciptakan surga dan neraka sebagai konsekuensi perbuatan manusia di dunia, lantas apakah saat ini sudah ada di Lauhul Mahfuz ku akan berada dimana aku kelak? Kalau memang begitu, apa bedanya manusia dengan robot? Toh, keduanya sama-sama diciptakan untuk berbuat sesuai kehendak Sang Pencipta.

Wah pertanyaan yang sangat Ekstrem menurutku. Pertanyaan yang disadari atau tidak dapat melemahkan nilai Akidah yang ada pada diriku saat ini. Sontak saja ku jelajahi berbagai situs untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut demi memantapkan Akidah ku ini. Langkah terhenti ketika ku jelajahi situs youtube. Terlihat jelas olehku di hadapanku saat itu sosok ustadz muda, berpenampilan cukup menarik menurutku, berambut cepak, berkarakter keras, seorang mualaf yang beralasan berkat Akalnya dan Hidayah-Nya lah ia memilih jalan lurus, sebuah agama yang realitanya sedang terpojokkan di dunia saat ini, ia lah Ustadz Ir. Felix Siauw. Saat itu kulihat ia sedang berdakwah berceramah kepada masyarakat Muslim yang sedang berada di perantauan Amerika Serikat. Ya, sebuah negeri yang terkenal sebagai negara Adidaya, negara yang ditakuti seluruh negara di dunia, negara dengan penduduk Muslim minoritas.
Read more ...

Kamis, 09 Januari 2014

Ketika Cinta Bersemi... [Part 2]



Lanjutan [Part1]...



Tak terasa tiga minggu sudah ku hidup di desa ini. Asam manis kehidupan bermasyarakat telah ku pelajari. Rasa yang tak pernah muncul sekuat ini pun telah kurasakan berkat adanya KKN ini. Ku berpikir, baiklah harus ku rancang ulang rencana hidupku setelah lulus kuliah nanti. Tak lagi berpikir ke luar negeri lalu bekerja dan menikah, namun alangkah indahnya jika kedua hal tersebut dapat ditukar, menikah dahulu lalu urusan kerja dan ke luar negeri bagaimana restu suami kelak. Ah, betapa indahnya memiliki pendamping hidup. Ya, memang aku terkenal sebagai orang yang memiliki prinsip hidup yang cukup kuat. Salah satunya yaitu aku memiliki prinsip hidup, say no to Pacaran. Aku tak ingin merasakan bagaimana ‘nikmatnya’ pacaran, karena ku berpikir pacaran hanyalah kesempatan para lelaki untuk ‘merasakan’ diriku sepenuhnya. Maka itu, akan ku tutup hati ini bagi siapapun yang ingin memilikinya hingga waktunya datang kelak, termasuk untukmu, wahai Dana. Seperti inilah caraku mencintaimu. Ku harap kau dapat menerima dan sabar akan caraku ini.
Read more ...

Ketika Cinta Bersemi... [Part1]





Pit, kapan giliran mu? Tinggal kamu nih yang belum...

Itulah selintas pertanyaan yang seringkali keluar dari mulut sahabat-sahabat SMA ku. Tepatnya hari ini merupakan hari yang sangat berkesan bagi salah satu sahabatku itu. Hari ini lah yang akan selalu ia ingat dalam hidupnya, pasalnya tepat pada hari ini, Jumat 4 hari setelah perayaan tahun baru masehi berlangsung, seorang pria bersedia memilihnya untuk mengarungi kehidupan bersama. Selamat menempuh hidup baru sahabatku, Ria Suciati, semoga Tuhan memberkahi setiap langkah hidup kalian dan menjadikan kalian keluarga yang sakinah mawadah dan dirahmati-Nya.

Namaku Nurfitri Adawiyah, teman-temanku biasa memanggilku Pipit atau Fitri. Aku terlahir dari keluarga sederhana. Abi (ayah) ku bukanlah seseorang yang dikenal khalayak ramai, ia hanyalah seorang laki-laki Muslim biasa yang menurutku ia lah sosok laki-laki yang paling langka di dunia ini. Jarang sekali aku menemukan sosok laki-laki seperti abiku ini. Kasih sayang terhadap keluarga paling ia prioritaskan dalam hidupnya. Meski tidak setiap hari kami bertatap muka di rumah kesayangan kami, hanya seminggu sampai dua minggu dalam selang waktu enam bulan tepatnya, namun kurasakan hal yang sangat unsual di setiap abiku datang ke rumah seraya menghampiriku, menanyakanku kabar kesehatan maupun kabar kuliahku. Ah, miss you so much, Bi. Umi (ibu) ku adalah sosok wanita tangguh yang pernah ku kenal. Tak mampu kugambarkan sosok tangguh, sabar, dan berprinsip kuat umiku itu. Hanya satu kata yang dapat menggambarkan semua karakter umiku, you’re so so so awful Mom, Mi. Tetes air mata tak dapat kubendung saat ini melihat sosok umi mengunjungi kamar kosku dan mengantarkanku masakan favorit buatannya.
Read more ...

HAL YANG SERINGKALI TAK KITA SADARI... *Renungan baca sampai akhir*





Seperti biasa perbincangan terjadi antara seorang mahasiswa dengan penjaga rumah makan. Layaknya seseorang yang kritis dengan kondisi negara, selalu saja perbincangan mereka terkait kebijakan negara dan pandangannya terhadap Islam. Awalnya ku kira mereka berdua sama-sama berasal dari harokah/pergerakan/organisasi yang sama, yaitu harokah yang selalu mengusungkan hukum syariat berlaku di Indonesia. Tak perlu kusebutkan apa yang kumaksud dengan harokah tersebut. Setelah berkali-kali ku datang dan menyimak topik pembicaraan mereka, ternyata dapat kutarik simpulan hipotesis awalku ternyata salah, mereka berdua hanyalah seorang muslim yang memang telah mendapat pendidikan agama (yang kubilang cukup kental) sejak kecil dari lingkungannya namun tak satupun dari mereka yang tertarik untuk ikut salah satu harokah.
Read more ...

Selasa, 07 Januari 2014

Antara KKN dan Blackberry Baru Untuk Sang Akhwat






Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu program rutin yang diadakan setiap tahunnya di kampus ku. Kegiatan dimana seluruh mahasiswa dituntut dapat mengaplikasikan setiap ilmu yang  didapatnya ke dalam tengah-tengah masyarakat. Ya, KKN hanya diperuntukkan bagi mahasiswa minimal semester 5 yang diharapkan telah matang (secara emosi dan pemikiran) dan mampu menguasai  bidang ilmu yang ditempuhnya. KKN yang diadakan kampus kami bertemakan “Belajar dari Masyarakat”, yang artinya dalam jangka waktu tepat satu bulan, para mahasiswa diharapkan mampu belajar seputar kehidupan di masyarakat.

Fitri, salah seorang akhwat/wanita jurusan sastra inggris berperawakan tidak terlalu tinggi, berkulit putih, dan berpipi tembem adalah salah satu teman kelompok KKN ku. ‘Bu Kordes’, begitulah kami, teman sekelompok KKN, biasa memanggilnya. Prinsip dan karakternya yang keras pun terkadang membuatnya biasa dipanggil ‘Preman Broly’. Ya, sejujurnya aku sendiri tak begitu memahami apa maksud ‘Preman Broly’ tersebut. “Fi, kalau ke masjid lagi ajak yang lainnya juga, jangan cuma sendiri...” begitulah bunyi sms darinya yang aku terima semalam. Memang selama satu minggu terakhir berada di desa KKN, hanya aku dan Riyan lah yang terlihat rajin pergi ke masjid, sedangkan lima teman laki-laki yang lain lebih suka beribadah di rumah. Bukan tanpa ajakan aku dan Riyan, hanya saja setiap kali kami mengajak, jawaban mereka selalu sama, “Iya, duluan aja...

Tiba-tiba HP ku berbunyi di sela tilawah pagiku, “Fi, si Dana udah bangun belum? Bilang ke dia, jangan lupa hari ini jam 8 kita berangkat ke rumah Pak Kades. BBM ke dia pending dari semalam.” Sms yang mengagetkanku tersebut ternyata berasal dari ‘Bu Kordes’, Fitri. Segera kulihat keadaaan sekitarku. Jam dinding tepat di depanku menunjukkan pukul 05.12 pagi, dan segera ku akhiri tilawah pagiku. Ku beranjak dari kursi duduk ku menuju kamar laki-laki. Ku lihat Riyan berada di pinggir kasur dengan memegang sebuah buku kuning kecil, yang setelah ku selidiki ternyata Al-Ma’tsurat lah yang sedang ia baca pagi ini. Kemudian pandanganku terhenti setelah melihat keempat temanku yang lain masih terkapar menikmati mimpi indahnya. Di tengah-tengah mereka ku lihat Tama terduduk lemas, masih belum beranjak dari tempat tidurnya. Setelah meminta bantuan Riyan dan Tama, akhirnya semua teman laki-laki ku pun berhasil terbangun. Segera saja kubalas sms Fitri sebelumnya, “Iya, udah bangun dan disampaikan.
Read more ...

Kamis, 02 Januari 2014

TITIK-GARIS KEHIDUPAN LAYAKNYA MEMBUAT BANGUN MATEMATIKA





Obat hati ada lima perkaranya, yang pertama baca Quran dan maknanya, yang kedua sholat malam dirikanlah, yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh, yang keempat perbanyaklah berpuasa, yang kelima dzikir malam perbanyaklah. Salah satunya siapa bisa menjalani, moga-moga Gusti Allah mencukupi...” (Opick-Tombo Ati)

Subhanallah, Maha Suci Allah dari segala keburukan. Ane jadi teringat kisah seorang pencukur rambut atheis dengan seorang alim (orang yang diberi pengetahuan). Dikisahkan, datanglah seorang alim hendak mencukur rambutnya. Ternyata di dalam salon tersebut ia bertemu dengan seorang pencukur rambut yang atheis (tidak percaya Tuhan). Singkat cerita, ketika proses pencukuran rambut berlangsung dan terjadilah percakapan antara keduanya, maka muncullah statement dari sang pencukur rambut (percakapan berikut merupakan bahasa ane sendiri tanpa mengurangi makna yang sebenarnya), “Bung, ente percaya Tuhan? Wah ane mah gak percaya. Kalau Tuhan ada, coba ente pikir kenapa di dunia ini masih ada saja orang susah, sedih, menderita, kelaparan, dan sebagainya. Bukannya Tuhan itu Maha Pengasih, Penyayang para hamba-Nya? Kalau gitu, harusnya sudah tidak ada dong orang-orang kesusahan yang ane sebutkan tadi.
Read more ...